Kamis, 14 Agustus 2014

Ketika Anak Bicara Tentang "Kenyamanan"

Suatu sore.
"Umi, Umi nanti beli mobil lah, kayak mobilnya Pak X," Begitu tutur jagoanku sore itu.
Aku tersenyum-senyum.  Bukan kali pertama dia menyampaikan aspirasinya.  Sudah sangat-sangat sering anak-anak meminta diadakan benda ini, dengan berbagai alasan.
Yang kuingat diantaranya:
"Biar kalo pergi-pergi, Mas dan Kakak gak ditinggal."
"Motornya kan udah gak muat!"
"Kan enak Mi, bisa duduknya sambil nyandar, kalo ujan gak kebasahan."
"Keren Mi, apalagi kalo warnanya merah."
de el el, de es te...
Bahkan di usia 3 tahunnya Irsyad sering pergi-pergi dengan membawa kunci.  Kalo ditanya, dia menjawab, "kunci mobil". hehehe...

Kali lain,
"Umi, waktu Kakak sama Mas dititip di rumah Bude tu, enaakk.."
"Enaknya gimana?"
"Kan boboknya di kamar Mbak Ia. Nah, kamarnya itu ada ACnya Mi. Seeejuuukkk..." Gayanya menikmatiii banget.
Aku tersenyum.
"Iya kan Syad?"
Hm, Dia mencari dukungan.
"Iya. Kamar kita dipasangi AC juga lah Mi." Ini Irsyad yang usul.
"Lho, ini kan bukan rumah kita, ini rumahnya Pak De. Kan harus ijin dulu sama yang punya rumah."
"Ya, Umi bilang lah sama Pak De."
"Kapan-kapan saja lah ya, pasang ACnya? Mungkin nanti kalau kita sudah punya rumah sendiri."
Keduanya mengangguk, walau nampak kecewa.
"Yang penting, Kakak dan Mas, rajin sholat, berdoa, minta sama Alloh biar dikasih rejeki yang banyak, biar bisa beli apa-apa yang tadi dipengeni." Aku mengelus kepala keduanya.

Berlalu dari mereka, aku meringis sendiri.  Betapa anak-anak sekarang sudah berbeda wawasannya, cara berpikirnya dan keinginannya.  Tidak sekedar terpenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier, tapi sudah bicara tentang rasa nyaman.  Dan ini sebetulnya hal yang mendasar.  Bahwa ada hal mendasar yang sebetulnya kadang tidak terpikirkan oleh kami, selaku orang tuanya.  Bukan untuk perstise atau keren-kerenan, tapi untuk kenyamanan.
Lagi-lagi aku meringis.  Beli mobil, beli AC, bisa saja diagendakan. Tapi apa nanti tetangga gak pada heboh yak?

Batam, 140814
Milad ke-36 Ummi