Sabtu, 25 November 2017

Isu dan Fakta tentang Gelatin (2)

Postingan kali ini melanjutkan pembahasan tentang gelatin yang sebelumnya sudah saya tulis yaitu tentang gelatin dan manfaatnya.
Silakan buka lagi di sini

Di postingan ini, saya mau cerita isu dan fakta tentang gelatin.
Siap? Simak yaa...

Apa yang menjadi isu dari gelatin?
Ada yang tahu?
Tepat! Isunya adalah pada kehalalan gelatin.

Sebagai mana kita ketahui bersama, di dunia ini ada 2 kelompok protein. Ada protein hewani yang berasal dari hewan, ada yang berasal dari tumbuhan yang disebut protein nabati.

Nah, gelatin ini seperti sudah disampaikan sebelumnya berasal dari jaringan ikat hewan.  Karena gelatin ini hanya bisa dihasilkan dari hewan, maka sumber utamanya adalah hewan mamalia atau hewan yang menyusui. Jadi, sumber yang umum adalah tulang dan kulit sapi dan babi.
Bahaya kan? Apalagi buat kita yang muslim yang dilarang makan derivat atau turunan babi.

Menurut sebuah riset di tahun 2009, 46% dari gelatin yang diproduksi di dunia berasal dari kulit babi, 29,4% dari kulit sapi, 23,1%  dari tulang sapi dan hanya 1,5% dari sumber lain.
Nah, kalaupun  dia bersumber dari sapi, perlu juga diketahui apakah sapi yang digunakan itu disembelih sesuai syariat Islam, atau tidak. Begitu juga jika digunakan kambing atau ayam.

Beberapa waktu lalu, secara tak sengaja saya membuka buku manual tahunan BPS tentang import daan perdagangan Indonesia tahun 2016. Waktu itu saya iseng saja. Namun iseng itu kemudian berubah menjadi rasa ingin tahu ketika saya menemui hal-hal yang menarik tentang impor gelatin dan limbah rambut manusia di tahun 2016.

Jadi di buku itu dilaporkan bahwa impor gelatin kapsul untuk produk farmasetik Indonesia adalah sebesar 71.521 kg atau 71.5 ton denggan nilai 1.683.129 US$. Terus, impor pasta berbasis gelatin adalah sebanyak 809,456 kg atau 809,5 ton dengan nilai 4.596.202 US$. Selanjutnya, impor turunan gelatin sebanyak 100 kg dengan nilai 900 US$ dan pasta dengan basis gelatin yang ready to use sebanyak 600kg dengan nilai 900US$.

Data tersebut, adalah rekapan sepanjang 2016 hingga bulan Oktober.
Jadi total impor gelatin dan produk berbasis gelatin ini adalah sebanyak 881,7 ton.
Itu impor loh yaaa.
Dan impornya itu notabene dari negara kafir, yang kita taulah, sangat mungkin tidak menerapkan sistem penyembelihan yang sesuai syariat jika menyembelih sapi, atau bahkan sumber tulang dan kulitnya adalah berbahan babi.
Na'udzubillah... Ngeri..


Lantas kita bisa apa?
Sebisa mungkin, kita mengecek kehalalan produk-produk yang melibatkan gelatin di dalamnya. Cek ingredient atau komposisi produk yang dibeli.

Sebetulnya,  saat ini beberapa (banyak sih) penelitian juga telah mengembangkan gelatin dari berbagai hewan, seperti kulit dan tulang kambing, kulit, tulang dan ceker ayam, dari ikan bahkan dari serangga. Bahkan, Prof. Irwandi Jaswir, seorang Profesor yang menekuni halal industri asal Indonesia, namun kerja di Malaysia (Sst.. ini mah dosen di kampus saya, Inhart), telah mengembangkan gelatin halal dari unta. Proyek ini bekerjasama dgn Arab Saudi. Kan di Arab berlimpah-limpah tuh unta yang disembelih tiap ada umroh atau haji.

Namun, dengan berat hati saya juga mesti menyampaikan bahwa sifat fisiko-kimia dari gelatin-gelatin (selain babi) ini masih tetap belum bisa menyamai sifat gelatin babi. Lagi pula, harganya masih lebih tinggi dari gelatin babi.  Sementara, produsen mestilah memilih gelatin yang BAGUS dan MURAH demi kualitas dan menekan cost produksi.

Nah, ada lagi orang yang mengatakan, gelatin halal dari tumbuhan ada. 
Disini saya ingin meluruskan ya, bahwa sejauh ini belum ditemukan tumbuhan yang mensintesis kolagen. Produk tumbuhan yang digunakan untuk penstabil atau pengental sejauh ini adalah sejenis agar-agar yang dikenal sebagai karagenan yang berasal dari rumput laut. Dulu juga biasanya orang bikin es krim dengan menambahkan CMC (karboksi metil selulosa), sejenis tepung yang menyerupai kanji atau menggunakan tepung maizena.

Jadi, gelatin ini, hingga kini masih tetap merupakan kontroversi di industri pangan, farmasi dan kosmetik. Maka sepatutnya, kita semua berhati-hati, agar tidak sampai mengonsumsi gelatin yang tidak halal.

Gombak, 251117

Di balik CFP Adiwidya Kamil Pasca ITB


Di postingan sebelumnya, aku sudah pernah menceritakan tentang CFP Adiwidya Kamil Pasca ITB. Lihat disini


Naah, di postingan ini, aku mau cerita keseruan dan kisah sedih di balik kegiatanku mengikuti even itu.

Awalnya sih gak terlalu minat. Tapi karena penasaran pengen nyoba yah sudah akhirnya memaksakan diri.
Oke, bersiap nulis abstrak dulu. Karena memang peserta harus mengirimkan abstrak untuk seleksi awal.

Kebayang gak sih, menulis abstrak sementara papernya sendiri masih di awang-awang? Hehe... Swuussyaah..
Kata temanku, ini abstrak yang benar-benar abstrak.
Iyya, karena abstrak itu sebetulnya intisari dari tulisan yang memuat latar belakang, masalah, metode dan kesimpulan.
Lah, ini tulisannya belum dibuat, tapi sudah kudu setor abstraknya.
Gak papa lah, aku menyemangati diri. Bismillah saja.
Nulis.

Karena memang tipe penulis moody, yang adrenalinnya keluar dan otaknya bisa bekerja dalam kondisi deadline dan underpressure, abstrak itu baru selesai beberapa hari saja menjelang deadline pengiriman abstrak ditutup. Apalagi, saat itu kejar tayang sama revisi naskah untuk ICICS 6 di Palembang plus paper presentation-nya.
Tapi syukurnya, sempat minta tolong direview oleh seorang kolega yang juga bertugas sebagai auditor halal di LPPOM MUI Palembang.

29 September akhirnya abstrak itu selesai.
Sore itu dikirim dan menerima konfirmasi bahwa pengumuman akan keluar seminggu kedepannya.
Ternyata, petang itu juga dikabari bahwa bapak kritis.
Galau, pengen pulang tapi belum lama juga balik ke asrama.
Dalam kesedihan terdalam hanya bisa mengirim doa sebanyak-banyaknya untuk Pak tercinta, untuk kesembuhan dan untuk keputusan yang terbaik menurut Allah.

Hari itu Jumat, dan sore itu adalah waktu diijabahnya doa-doa.
Selepas maghrib, aku turun ke kantin dan akhirnya menerima kabar bahwa Pak sudah berpulang.
Innalillahi wainna ilaihi roojiĆŗun.
Berupaya menguatkan hati, dan meminta bantuan teman untuk memesan tiket pulang.

Malam itu juga berangkat menuju KLIA. Paginya sudah sampai di Palembang dan langsung menuju rumah Pak di Talang Balai. Alhamdulillah masih bertemu dengan jenazahnya, menciumnya dan mengantarkannya ke peristirahatan terakhir.

Beberapa waktu, adiwidya ini terlupakan, hingga suatu hari suami mengabari bahwa abstrakku lolos dan diminta untuk mengirimkan full paper. Alhamdulillah.

Habis dari Palembang, aku nyamperin anak-anak ke Yogya, gak langsung ke KL. Pikirku, mau nulis di Yogya saja. Lebih sepuluh hari di Yogya, paper tak kunjung kelar.
Namun, akhirnya rampung menjelang deadline penyerahan. 
Tanggal 19 Oktober malam paper terkirim, deadlinenya tanggal 20, hiks. Terus, dapat konfirmasi lagi bahwa pengumuman 15 terbaik akan disampaikan tgl 24 Oktober.

What???
Aku sudah booking tiket untuk balik ke KL tanggal 24 Oktober.
Ah, tapi, sepertinya paperku gak bakal masuk nominasi, apalagi itu paper tidak melalui proses review yang seharusnya.
Yang nulis, ngedit dan mereview aku sendiri, hihi.
Lagipula suami berkeberatan jika aku pergi sendiri ke Bandung untuk kegiatan itu.
Okehhh.. tak apa. Itung-itung ajang latihan nulis.
Setidaknya, jika paper itu terpilih untuk diterbitkan di prosiding sudah lumayan. Jadi bisa diklaim buat publikasi ilmiah.

Ternyata, pengumuman 15 terbaik diundur jadi tanggal 25 Oktober.
Sebelumnya aku sudah reschedul penerbanganku ke tanggal 5 November.
Eh, galau juga, ketika dari kampus tiba-tiba ada pengumuman bahwa pembayaran segala tagihan kuliah paling telat tanggal 23 Oktober.
Posisi di luar negara, dan belum urus Certification Letter (CL), hiks.
Belum mengajukan pembayaran juga ke sponsor karena harus melampirkan CL, karena kepulangan ke Indonesia yang mendadak.

Beruntung ibu pejabat Head of Department INHART berbaik hati mau meng-approve permintaan CL via email dan mengirimkannya hari itu juga, yaitu tanggal 27 Oktober.
Alhamdulillah... Makasih Dr. Betania.

Alhamdulillah juga, akhirnya suami mengizinkan berangkat, dengan catatan ditemani si adek Real. Akhirnya menugaskan dek Real untuk membookingkan tiket kereta Malang-Yogya buat dirinya sendiri, dan aku membooking tiket kereta Yogya-Bandung PP buat berdua. Done.

Dek Real tiba di Yogya senin dini hari, dengan kondisi badan panas dan pusing. Kupikir mabok perjalanan. Jadi seharian itu diterapi dan disuruh istirahat.
Qodarulloh, kondisinya makin memburuk hingga menjelang maghrib. Akhirnya, diputuskan aku berangkat sendiri ke Bandung.
Suami dan Utsman mengantarkan hingga ke peron stasiun Tugu, Yogya.

Pagi Selasa itu, akhirnya sampai di lokasi acara bersama anak-anak dari UGM. Singgah dulu di Masjid Salman ITB untuk mandi dan sarapan, lalu berjalan kaki ke Aula Timur ITB yang letaknya di seberang jalan, tak jauh dari Masjid Salman.

Setelah acara pembukaan, kami digiring ke ruang CFP untuk penjurian. Aku tampil di urutan ketiga dengan paper berjudul "Tinjauan terhadap Reaksi Maillard untuk Pengembangan Autentikasi Halal". Alhamdulillah, peserta yang tampil sebelumku juga membahas tentang gelatin. Jadi sedikit terbantu.

Aku tampil sangat biasa jika dibandingkan dengan peserta lain yang bersemangat dan memikat presentasinya. Keder juga, karena aku tahu bagaimana kemampuan public speaking-ku yang tak juga bertambah baik. Walaupun support dan motivasi dari suami mengalir, tetap saja aku nervous, hehe.
Namun, pertanyaan dari dewan penguji semua bisa terjawab.

Acara presentasinya sendiri berlangsung dari 09.30 sampai 14.30 diselingi dengan ishoma yang dipersingkat waktunya.
Setelah itu, kami kembali ke ruang utama dimana kegiatan seminar nasional dengan para pakar sebagai pembicaranya berlangsung.

Saat pengumuman pemenang, aku tak begitu antusias. Apalah diriku, yang cuma seorang pemula. Cukuplah berpartisipasi dalam kegiatan, bertemu orang-orang yang peduli dengan isu halal di Indonesia, sudah cukup menyenangkan hati.

Tiba-tiba aku terhenyak, ketika namaku disebut sebagai terbaik ketiga. Tak percaya rasanya. Tapi, adik-adik peserta yang berada di dekatku menyalami dan mengucapkan selamat. 
Bersama tim dari FEB UGM usai lomba CFP Adiwidya 5 
Alhamdulillah, walaupun 'hanya' terbaik ketiga, cukup membuat bahagia dan menaikkan self confidence si emak ini.
Gimana enggak, lha pesertanya saja dari ITB, UGM, UMS, UPI, UNDIP dan beberapa kampus dengan reputasi baik lainnya.

Terbaik pertama dan kedua adalah mahasiswa pasca sarjana ITB yang (sepertinya) telah merampungkan risetnya pada topik yang diangkat, yaitu tentang bahan alternatif untuk halal industri. Si emak ini, modalnya cuma review paper. Huhu...
Mana bawa nama Inhart dan Unrika pula di papernya.
Semoga lain kali bisa menampilkan research paper di even berikutnya.

Ketika pulang, di Stasiun Bandung, bonus pula bisa ketemu dengan mbak Desy, salah satu mahasiswa Unrika yang sekarang tinggal di Bandung. Sayang, waktu yang sempit tak memungkinkan berlama-lama di Bandung.
Sore itu juga, langsung menuju Stasiun Bandung, dan menumpang Lodaya menuju Yogyakarta.

Minggu, 19 November 2017

Isu dan Fakta tentang Gelatin (1)

Pernah dengar gelatin?
Kenal sama gelatin gak?
Ooo, belum kenal...
Baik, kita kenalan dulu ya?

Gelatin itu turunan dari protein. Kalau protein sudah tahu kan?
Itu tuh, kelompok makromolekul yang menyusun tubuh kita. Berfungsi sebagai zat pembangun. Kalau kita kekurangan protein, maka sel-sel tubuh tidak bisa bertumbuh. Metabolisme akan terganggu.

Protein ini bentuknya macam-macam. Ada yang globular atau berbentuk bulat, ada yang fiber atau berserabut. Nah, yang globular ini biasanya dia larut dalam air. Contohnya albumin (putih telur). Kalau yang fiber dia tidak larut dalam air. Contohnya keratin (protein rambut dan kuku, atau bulu dan tanduk pada hewan).

Alhamdulillah wa Maasya Allah... Memang Allah itu Maha Pandai dan Baik. Dia buat rambut kita dari fiber dan tidak larut dalam air.
Coba bayangkan, kalau seandainya Allah buat rambut kita dari protein globular. Habis keramas, rambutnya hilang, hehe.
Maka, nikmat yang mana lagi yang kamu dustakan?

Nah, kembali ke gelatin.
Gelatin ini dibuat dari proses hidrolisis kolagen. Kolagen itu suatu jaringan ikat yang banyak dijumpai pada kulit dan tulang. Kalau kamu doyan ceker, biasanya kalo dimasak diakan kenyal-kenyal licin gitu. Nah, itulah wujud gelatin.

Gelatin ini fungsinya sangat luas sekali, hehe
Dia digunakan sebagai pengental, pengemulsi, penstabil, pelapis, perekat pada berbagai produk.
Es krim dan coklat misalnya, sering ditambahi gelatin untuk pengemulsi dan penstabil.
Selai dan sirup, ditambahi gelatin sebagai pengental atau penjernih.
Buah-buahan, biar awet dilapisi/coating dengan gelatin atau kadang lilin.
Beberapa industri juga menggunakannya sebagai perekat, film/lapisan pembungkus, dan lain-lain.
Contoh bentuk aplikasi gelatin yang gampang dilihat penampakannya adalah cangkang kapsul.
Jadi, gelatin ini was very common bangetlah di industri, terutama industri pangan dan farmasetik.

Produk dengan gelatin (www.google.com)

Terus, apa manfaat gelatin buat tubuh?
Dari sebuah situs (www.india.com), saya kutipkan beberapa manfaat gelatin buat kesehatan.
Apa saja? 
Simak yuk!

1. Mencegah stretch mark
Bu ibu yang sudah berkali hamil biasanya punya ini. Demikian juga dengan remaja yang cepat perkembangannya, atau orang sakit yang berat badannya susut dengan cepat. Biasanya, gelatin ditambahkan dalam produk rawatan kulit. Karena dia terbuat dari protein, dia mampu diserap dengan cepat oleh tubuh sehingga bisa menggantikan sel-sel kulit yang rusak tadi. Namun jangan khawatir, alternatifnya bisa menggunakan olive oil alias minyak zaitun untuk mengatasi stretch mark dan menjaga kelembaban kulit. 

2. Mengurangi berat badan.
Jika anda ingin mengurangi berat badan konsumsi gelatin dapat membantu. Dengan mengonsumsi gelatin, asupan kalori berkurang karena konversi kalori dari protein tidak sebanyak kalori yang dihasilkan dari karbohidrat.

3. Menguatkan tulang.
Gelatin kan dibuat dari jaringan ikat tulang, jadi kaya dengan mineral yang bermanfaat buat tulang seperti kalsium dan magnesium, sulfur, silikon dan lain-lain.

4. Menyembuhkan luka lebih cepat.
Gelatin mengandung banyak asam amino, terutama glisin, arginin dan prolin. Arginin dan glisin dilaporkan membantu mempercepat penyembuhan luka.

5. Mengatur massa tulang.
Jelas, karena gelatin merupakan protein tulang, jadi friendly lah buat tulang. Ya nggak?

 6. Membantu pencernaan dan meningkatkan kesehatan usus.
Gelatin bagus untuk pencernaan, mampu menyerap cairan, karena sifatnya yang hidrofil (suka dengan air) dan mampu mencegah konstipasi (sembelit).

7. Meningkatkan kualitas tidur
Berdasarkan riset, konsumsi gelatin meningkatkan kualitas tidur dan meningkatkan fungsi kognitif. Selain itu, juga mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk deep sleep. Jadi kita bisa lebih berkualitas tidurnya.

Ternyata banyak sangat manfaat gelatin ini. Wajarlah kalau aplikasinya dimana-mana.
Namun, teman-teman, kakak, ibu, dan sahabat pembaca sekalian, tetap berhati-hatilah jika membeli produk pangan atau kosmetik yang mencantumkan gelatin di komposisinya. Pastikan dulu kehalalan produk tersebut, pastikan tanggal expired-nya baru kualitas dan harganya.

Ok, begitu saja dulu.
Semoga bermanfaat.
Lanjutannya ada di postingan selanjutnya, disini

Gombak, 181117



Jumat, 17 November 2017

CFP Adiwidya KamilPasca ITB 5

Suatu hari di bulan September, seorang teman posting di grup PPI tentang informasi seminar nasional bertema halal. Namanya unik banget. Adiwidya 5.
Apaan tuh? Kok baru dengar event ini...?
Baru tahu juga kalau ITB ternyata konsern juga dengan topik halal.
Selama ini, setahuku yang biasa ngusung-usung tema halal ini adalah IPB, UGM, UB dan beberapa Perguruan tinggi Islam.

Adiwidya ini merupakan acara tahunan oleh Keluarga Mahasiswa Islam (Kamil) Pascasarjana ITB. Nah, usut punya usut, ternyata even ini sudah yang ke-5 kalinya diadakan. Setiap tahun, tema yang diangkat berbeda-beda, tergantung issu yang sedang in di tahun berjalan.Tujuan diadakan acara ini adalah memberikan informasi yang berbentuk persuasif dan edukatif kepada masyarakat dan mahasiswa terkait inovasi-inovasi industri halal yang harapan kedepannya dapat memberi sumbangsih dalam perkembangan industri halal.

Tahun 2017 ini tema yang diusung adalah  ''Innovation in Halal Industry towards Indonesia as the World Halal Lifestyle Centre".
Acaranya meliputi seminar nasional, lomba paper halal, pitching plan bussines, dan pameran produk halal, yang digelar di Aula Timur ITB pada Selasa 31 Oktober 2017.

Awalnya aku tidak tertarik. Tapi karena penasaran akhirnya membuka juga link yang diberikan di poster.
Aku tertarik dengan lomba paper halal inovasi.
Bolehlah dijajal nih.
Kebetulan ada paper yang dulu merupakan tugas kuliah yang relevan dengan topik ini.


Penari saman di Acara Pembukaan Adiwidya 5 KamilPasca ITB 2017

Nah, acaranya sendiri untuk CFP terdiri dari 3 tahap. yang pertama seleksi abstrak. Yang kedua seleksi paper dan ketiga presentasi paper untuk mendapatkan 3 paper terbaik.

Berdasarkan bocoran ketua pnitia, ternyata CFP ini diikuti sekitar 47 peserta yang mengirimkan abstrak, yang lolos sekitar 27 judul paper (cmiiw). Dari 27 judul paper ini, diseleksi 15 finalis dan 3 cadangan untuk tampil di sesi presentasi pada hari-H. Alhamdulillah paperku lolos 15 besar.


Acara presentasi paper sendiri berlangsung di salah satu ruang di Aula Timur ITB, diikuti oleh 15 tim dari berbagai kampus. Aku satu-satunya peserta yang emak-emak dan satu-satunya dari kampus di luar Indonesia.
Berbagai topik dibahas dalam 15 paper yang terpilih dari sekitar 47 paper yang masuk. Tema- tema yang masuk sebagai finalis diantaranya adalah tentang halal tourism, halal autentikasi, halal   farmasi, halal fashion, halal media dan halal finansial. Menarik bukan?

Lebih rinci, judul-judul makalahnya adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan minyak nabati dalam proses ekstraksi propolis
2. Analisis etanol dalam sediaan obat herbal cair
3. Konsep halal dan peranannya dalam dunia fashion
4. Pembuatan kerupuk tulang ayam kampung
5. Reaksi Maillard untuk pengembangan autentikasi halal
6. Potensi ayam, ikan dan rumput laut sebagai bahan dasar cangkang kapsul halal
7. Kriteria ruang solat wanita di tempat wisata
8. Potensi pengembangan wisata halal di Indonesia
9. Moralitas bermedia sosial
10. Budaya dan tradisi religi dalam halal tourism
11 Kajian geofagi Indonesia dalam tinjauan Islam, sosiokultural dan kesehatan
12. Identifikasi kampung Kauman sebagai destinasi halal
13. Hasal digital Intermediary sebagai penyedia modal
14. Nanoemulgel ekstrak kulit manggis sebagai kosmetik halal
15. Halal tourism: peluang dalam pengembangan pariwisata Indonesia.

Gimana? Menarik semua kan? Dan beberapa merupakan hal yang unik dan belum pernah ku dengar sebelumnya.
Kajian geofagi misalnya, tentang perilaku makan tanah di kalangan penduduk daaerah tertentu di Indonesia. Atau ide-ide kreatif lainnya.

Paperku sendiri tentang pengembangan reaksi Maillard Untuk deteksi gelatin dari berbagai sumber.  Gelatin ini menjadi isu karena sumbernya yang didominasi oleh kulit dan tulang hewan babi. Nah, selama ini metode deteksi gelatin itu sudah banyak diteliti, tapi kesemuanya butuh instrumen canggih, tenaga yang terampil, butuh waktu dan harganya mahal. PCR misalnya, memang sudah diakui sebagai metode paling selektif, sensitif dan akurat. Tapi untuk sekali analisa dengan PCR, harganya dikisaran 1 juta/persampel. Kebayang kan kalo mau deteksi cangkang kapsul merti merogoh duit segitu? Berapalah harga sebuah cangkang kapsul.

Nah di paper ini aku mengusulkan sebuah metode baru untuk mengembangkan alat deteksi yang bisa mendeteksi gelatin berdasarkan indeks warna. Seperti strip test buat uji kehamilan itu loh. Jadi gak perlu ribet dan mahal, kan?

Di akhir sesi, paperku juara 3. Alhamdulillah dan benar-benar gak nyangka. Juara 1 dan 2 dari ITB yang mengkaji penggunaan minyak herbal untuk propolis dan ekstrak kulit manggis untuk kosmetik halal itu.
Mantab kan?

Ternyata, ada baaanyak potensi sumber daya alam Indonesia yang bisa dikembangkan untuk mensuport industri halal. Hanya saja perlu research... research dan research supaya kemanfaatannya bisa meluas di kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya dan muslim dunia pada khususnya.



Sabtu, 11 November 2017

TIPS: TETAP WARAS DENGAN 4 BALITA

#Repost
dari https://www.facebook.com/ismarti.sohieb.9/posts/1629289053761884



Punya 4 balita?

Kebayang gak seh gimana serunya hari-hari Bunda? Jangankan 4, 2 saja mungkin sudah bikin emak-emak naik tensi dan berkurang kadar kewarasan, hehe...

Nah, ini status bukan buat sombong-sombongan atau apalah. Hanya berbagi saja, mungkin ada beberapa tips yang bisa diadopsi atau diadaptasi.
Harapannya sih begitu...


Suatu masa dalam kehidupan saya, pernah mengalami punya 4 balita. Pada saat itu, saya berstatus ibu bekerja, dan suami bekerja full time dari jam 07.00-15.30. Dan kami gak punya ART dengan beberapa alasan...

Walaupun masa ini saya alami hanya beberapa bulan saja, sekitar 4 bulan, namun anak yang baru masuk usia 5 tahun saya rasa gak begitu beda lakunya dengan anak usia balita.

Jadi, lebih kurang 1 tahun itu, saya dan suami berjibaku membangun sinergi untuk tetap menjaga amanah-amanah yang dititipkan ke kami dengan segenap kemampuan kami. (Sekarang juga masih tetap begitu, secara si sulung usianya masih 8 tahunan dan si bungsu menjelang 4 tahun šŸ˜œ).


Capek? Sangat..

Bete? Kadang..
Bosan? Iyya... kadang muncul di tengah-tengah semua rutinitas tersebut. Dari subuh sampai asar, profesi sbg irt. Dari setelah sholat asar sampai jam 9 malam, alih profesi sebagai pekerja.

Nah, berikut ini beberapa kiat yang pernah saya lakukan biar tetap normal dengan kehebohan ngurus 4 balita tanpa art. Monggo disimak...

1. Atur skedul kegiatan sesuai waktu sholat.
Sesuaikan skedul pekerjaan dengan waktu sholat. Usahakan menjelang waktu solat sudah dalam keadaan suci dan tidak sedang mengerjakan sesuatu. Jika masih ada yang dihandle, stop begitu terdengar suara adzan. Termasuk ng-ASI. Komunikasikan dengan anak, dan biasakan.
Alhamdulillah, si bayi dulu itu jam biologisnya normal, dan gak terlalu suka begadang atau rewel malam-malam seperti yg nomer 2. Bangun pagi menjelang adzan subuh adalah hal wajib, karena mesti sholat, belanja ke warung. Then nyiapin segala tetek bengek di dapur, sarapan, bekal buat suami dan anak no.1 yang sudah masuk TK, mandiin si Kakak dan adek-adeknya, de el el.
Suami biasanya bantu mandiin anak-anak dan mbilasin popok yang kena bab nya si bayi sebelum kemudian merendamnya. Tentu saja semua bantuan itu dilakukan beliau setelah tuntas rutinitas paginya (sholat, tilawah dan dzikir).

2. Libatkan anak-anak dalam ibadah kita.
Ketika kondisinya sudah suci, jika terdengan adzan segera sholat. Kunci kamar atau ruang solat dan ajak anak-anak untuk sholat berjamaah termasuk si bayi. Jangan biasakan nunda solat, karena kondisi setelahnya amat sangat tidak bisa diprediksi, hehehe... 
Kalo aku biasanya pas solat, si bayi aku taruh di sampingku, atau kalo tiba-tiba rewel atau apa, aku solat sambil menggendong bayi.
Silakan dititipin, kalo memang ada tempat nitipin. Nih aku berhubung gak ada, niatnya sekalian mendisiplinkan anak-anak dengan waktu solat.

3. Minta doa, support dan bantuan suami.
Doa suami untuk istri insya Allah akan memberi kekuatan ruhiyah bagi istrinya. Usahakan sebelum suami berangkat kerja untuk mencium tangannya dan meminta didoakan agar senantiasa sabar dan mampu menjaga amanahnya pada hari itu. Biasanya, dengan efek doa ini, paling enggak bisa menjaga kewarasan saya hingga tengah hari wkwkwk... Nah, nanti jam dhuhur pas solat kan dicharge lagi tuh...

4. Libatkan si Kakak atau Mas atau abangnya.
Libatkan anak yang lebih besar untuk nemanin bayi ketika ibu terpaksa harus sibuk dengan pekerjaan lain. Pastikan anak tetap dalam pengawasan kita. Sekali-sekali lihat apakah anak-anak aman dan si bayi selalu nyaman.

5.Turunkan standar kebersihan dan kerapian rumah.
Ketika punya balita, standar kerapian rumah bisa diturunkan. Prioritas pada kerapian ruangan ketika Anda punya balita hanya akan membuat ibu stress dan uring-uringan.
Pertanyaannya, Apa suami gak komplen? 
Pernah suami komplen dan saya jawab saja, jika ingin melihat rumah dalam kondisi terbaiknya, silakan pulang ke rumah pada jam 10 teng, 10 menit setelahnya, maka kondisi rumah kembali akan jadi arena eksplorasi anak-anak.
Santaiiii buw... Gak usah pedulikan komentar orang, kalo mereka tidak berkontribusi, hehehe...
Prinsip saya, yang penting rumah harus bebas najis, titik.

6. Biasakan melakukan aktivitas berjamaƔh dengan anak-anak.
Aktivitas berjama'ah bentuknya bisa macam-macam. Misalnya nih, makan berjamaƔh atau mandi berjamaƔh atau tidur berjamaƔh.
Bu ibu pasti paham banget bagaimana kadang anak-anak beralasan kalo diajak makan atau mandi. Nah, biar cepat, bersih dan selesai pada waktunya, ajaklah mereka melakukan hal itu secara berjama'ah.

Makan bareng dengan anak-anak di satu piring. 
Emaknya yang nyuapin anak-anak secara bergantian. Jangan lupa lafalkan doa sebelum makan keras-keras, biar sekalian anaknya ngafalin juga. Buat 3 balita saya hal ini efektif, bahkan sampai hari inipun. Kalo berjamaƔh makannya bisa tambah sampai 6 atau 9 kali. Hebatkan??
Selain itu, piringnya gak banyak kotor dan gak berceceran, karena emaknya yang nyuapin.
Hal penting lainnya adalah, biasakan anak untuk makan sambil duduk.  Yang tidak duduk di tempatnya maka akan dilewati jatah suapannya. 
Buat saya, emak rempong dengan 4 balita (saat itu), nyuapin anak sambil main atau jalan-jalan adalah hal yang kurang baik, karena secara adab tidak dicontohkan dan tidak efisien pada waktunya.

Trus, yang kedua, mandi berjamaĆ”h. 
Ngajak balita mandi kadang susah-susah gampang. Nah, tipsnya, bikin acara mandi jadi seru. Pertama kita mandiin adek bayi dulu dan libatkan abang/kakak/masnya maen air, bantu nyabunin atau nata baju dan popok adek bayi. Setelah selesai mandiin dan masang baju si adek, gantian ketiga kakaknya yang mandi. Ibunya yang mandiin tentunya.. Karena kalo dibiarin mandi sendiri luammmaaa jadinya, dan gak bersih.
Repot? Ya memang! Tapi efisien kan? hehe...

Tidur (siang/malam) berjamaĆ”h. 
Jamnya tidur, ajak semua anak ke kamar. Jelaskan ini waktunya tidur. Balita biasanya jam 1 itu sudah ngantuk karena seharian beraktifitas. Jadi gak mesti nunggu waktu lama buat ngelonin. Nah, sambil si emak nyusui debay, tangan kanan ngelus yang nomor 3, tangan kiri puk-puk yang nomer 2 dan di atas kepala sesekali ngelus yang nomer 1, hehe...
Sebelum tidur, biasakan baca doa mau tidur. 
Kalo di rumah wajib baca ayat kursi, 2 ayat terakhir Al, al-ikhlas, Al-falaq, An-naas, doa mau tidur dan doa perlindungan dari syaiton. Bacanya rame-rame, kencang-kencang gakpapa, biar anaknya pada hafal, hehe..
O, ibunya belum hafal? Bikin contekan boleh kok, gak apa-apa.
Kalo masih ada yang belum tidur juga, lanjut baca surat-surat pendek yang lain by request.

Oya, sebelum tidur siang, jangan lupa kunci pintu pagar, atau pintu depan dan tutup pintu kamar. Jadi kalo ibunya yang ketiduran duluan, anak-anak gak bisa kabur. Wkwkwk..
Tapi kalo dalam kasusku, anak-anak tetap punya trik jitu untuk kabur, hehe. 
Kadang numpuk bantal dekat jendela, atau mengoprek selot pintu kamar dengan memanjat ke pundak anak yang lebih besar, wkwkwk...

7. Libatkan anak-anak dalam beberes dengan trik "lomba".
Anak-anak sebaya usia biasanya suka berlomba. Ajak lomba apa saja, misal lomba pakai baju, lomba nata mobil-mobilan, lomba nata buku, atau lomba lempar bola ke dalam kardus mainan, dst. Yang penting lomba. 
Kasih reward buat pemenangnya dengan memeluk dan menciumnya lebih dulu. Reward tak harus barang-barang yang mahal. Kadang malah gak efektif dan bikin anak cenderung konsumtif.

8. Libatkan suami.
Libatkan juga suami jika memang beberapa pekerjaan harus diselesaikan, sementara ibu sudah ribet dengan bocah-bocah. 
Nah, kabarnya, laki-laki itu kan gak selalu langsung aksi kalo dimintain tolong, jadi ngomongnya mesti to the point.

Kalo aku, minta tolong ke suami dengan 3 cara, tergantung situasinya.
- Kalo situasi kepepet dan suami sedang nggak handle apa-apa, dengan gaya instruksi. Misal nih, si bayi mendadak rewel minta asi, sementara gorengan lele di wajan lagi nanggung, aku cuek saja bilang, "Mas, tolong gantiin goreng lele ya! Bentar lagi mateng".
Biasanya suami langsung siap dengan perlengkapan plus (jaket dan helm, wkwkwk...).

- Kalo situasi kita full kerjaan dan suami lagi gak handle apa-apa, kondisi sama-sama masih fit dan waras wkwkw.. maka minta tolongnya bisa dengan gaya guru TK.
"Mas, mau beramal solih tidak? Mau dapat pahala tambahan tidak? Bantuin ini dong..." (sebutkan bantuan yang diinginkan). Biasanya suami yang sayang istri dan mau dapat pahala akan bantu walaupun mungkin dengan sedikit terpaksa, hiks.

- Kalo situasi kita masih banyak kerjaan, suami lagi gak handle apa-apa, namun badan rasanya sudah butuh rehat dan kerjaan itu harus diselesaikan saat itu juga, maka minta tolongnya dengan gaya nodong (dikiiittt..hehe). 
Misal, "Mas, si dedek rewel nih minta ASI, tapi aku masih belum sempat nyuci piring dan jemur cucian, Mas mau bantuin nyuci piring atau jemur cucian?"
Suami pasti akan pilih salah satu, dan harus konsekuen dengan pilihannya. Lumayan toh, berkurang satu kerjaannya, wkwkwk...

Nah, itulah beberapa tips yang bisa dilakukan seorang ibu dalam mengatasi kerempongan ngadepin balita.
Next time, insya Allah aku tambahin dengan tips-tips yang lainnya (kalo ada waktu).
Semoga bermanfaat.

Sekarsuli, 3@gustus17.

Keajaiban Sedekah

#Repost

Suatu hari di malam Jumat, aku menyibukkan diri dgn beberapa tugas dan sebuah paketan herbal untuk bapak. Setelah sorenya putar-putar nyari obat herbal untuk bapak yang sedang sakit. Ternyata, dari konsultasi direkomendasikan utk pake herbal tertentu yang qodarulloh masih nyetok beberapa botol di rumah.
Ya sudah, gak jadi beli. Tinggal packing dan kirim besoknya.
Jumat pagi sekitar jam 9, paket itu dibawa suami ke ekspedisi untuk dikirim ke alamatnya. 
Selang beberapa menit, ada email masuk. Notifikasi dari salah satu bank syariah menginfokan ada dana masuk. Aku yang masih sibuk dgn beberapa kertas kerja melirik angkanya yg tidak genap. 6 digit. Hmm, siapa yg transfer? Rasanya tak ada transaksi penjualan atau yg lainnya senilai itu.
Aku acuhkan sesaat, hingga pak suami pulang dan kami sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Setelah aku menyelesaikan kertas2 ku, ku cermati kembali email notifikasi itu.
Penasaran..
Tiba- tiba aku terbelalak, ada satu angka lagi yang luput dari perhatianku. Transferan itu senilai 7 digit. Maasya Allah.
Bergegas kukabarkan pd pak suami, dan kami berdua sujud syukur atas rezeki yang tak diduga datangnya ini.
Ternyata, itu adalah fee yang sekian lama tertunda pembayarannya dari salah satu lembaga tempatku pernah bekerja.
Alhamdulillah, bisa buat beli kambing untuk qurban Idul Adha 
ini, bisa buat beli tiket mudik nengok Mak dan Pak yang lagi sakit dan infaq serta mentraktir anak2.
Alhamdulillah, Allah membalas lebih dari 10 kali lipat dana yg terpakai buat herbal tersebut. 
Makin yakin dengan dengan keajaiban sedekah.
Maasya Allah...
Bukan berkurang, bahkan bertambah...
Sekarsuli, 120817

Ketika Nak Bujang Kelebihan Energi

# Repost
Hari ini Mas Sholih kelebihan energi.
Tidak tidur siang dan main hingga sore.
Habis mandi dan sholat maghrib, lanjut kursus sempoa. Top lasak dan usilnya. Lalu iseng sama adik-adiknya. Bermacam ulahnya.
Si emak, gak hilang akal, disuruhlah bantu ini itu macam-macam. Dari pergi ke warung hingga meladeni urusan si bungsu. Maklum, emak repot ngurusin daging yang baru datang. Rejeki bocah-bocah yang masih pengen bakso. Maka emak pun bergelut dengan adonan bakso jilid dua, haha...
Si Mas Sholih masih full baterai. Jadilah, si emak minta bantuin ngawal adek bungsu pipis dan gosok gigi. Memakaikan celana dan mengantar ke tempat tidur.
Mas Sholih manut dengan manis, alhamdulillah.
Habis itu dia pergi ke kamar mandi. Karena belum ngantuk, katanya pengen sholat lagi.
Maasya Allah... Maasya Allah... Dia mau sholat witir 3 rakaat katanya. Emak ngintip sambil terharu dari belakang pintu.
Lalu diambilnya mushafnya dan melantunkan Al Mulk. Usai Al Mulk, dimuroja'ahnya juz 2.
Maasya Allah... Maasya Allah..
Emak menitikkan air mata. Diam-diam berdoa semoga Mas Sholih istiqomah.
Lepas tu, dia beranjak ke kamar. Melantunkan doa pengantar tidur berupa Ayat Kursi dan 3Qul. Tak lupa mengusapkan ke muka dan tubuh saudara2nya.
Maasya Allah... Emak merasa entah...tak terkata.
Diam diam istighfar, karena tadi sempat kesal.
Astaghfirullah... Astaghfirullah, darinya emak harus terus belajar.
#Icad7,8y
Karsuli, 030917