Jumat, 08 Februari 2019

Ibroh Kembara Musa: Nasihat bagi Para Penuntut Ilmu (Bagian 2)

Saya telah berusaha untuk on time. Namun ternyata langkah saya masih kurang cepat. Sampai di Masjid, kajian sudah dibuka. Namun peserta masih belum banyak lagi.
Saya mengambil tempat yang masih lapang di barisan sisters (akhwat). Mengeluarkan buku dan pena, bersiap menyimak.
Ups, saya terlupa membawa al Quran.
Alhamdulillah, paket data masih on, jadi bisa ngintip Quran.com dan mengunduh materi versi pdf yang di share di grup.
Sesi kajian, akan berlangsung hingga jam 1 siang, di bagi dalam 4 sesi.
Sesi pertama, adalah INTRO.
Al Quran adalah salah satu tanda/ ayat-ayat Allah, yang didalamnya mengandung sejumlah hudaa linnaas, petunjuk bagi manusia (Al Baqarah ayat 185) dan hudalil muttaqiin (Al Baqarah ayat 1). Di dalamnya berisi penjelasan tentang aqidah, shari'ah dan kissah-kissah umat terdahulu.
Bentuk penceritaan kissah yang terbaik, adalah kisah-kisah yang disampaikan secara langsung oleh Allah dalam Al Quran, dimana hanya ada satu versi saja kissah yang terjadi yang disampaikan oleh pemilik atau pembuat cerita, yaitu Allah.
Di dalam Al Quran, Allah tidak menceritakan hal-hal melainkan hanya yang penting-penting saja dan bermanfaat.
Contohnya, dalam surat Yusuf, dimana dikatakan sebagai "ahsanal qoshosh", cerita terbaik, dimana disana dikisahkan secara utuh, lengkap tentang perjalanan hidup Nabi Yusuf 'alaihissalaam sejak kecil, hingga beliau sukses menjadi pemimpin di negeri Mesir.
Dalam kisah ini tidak disebutkan nama dari semua tokoh yang terlibat, namun hanya dijumpai 3 nama saja yaitu: Yusuf, Ya'qub dan Bunyamin.
Sementara wanita yang menggoda Yusuf (yang dalam beberapa riwayat dikenal sebagai Zulaikha, hanya disebutkan sebagai imro'atul Aziz), raja disebutkan sebagai raja. saudara-saudara Yusuf, perempuan-perempuan yang mengupas mangga, teman Yusuf di penjara, tidaklah didetilkan.
(Bisa jadi diibaratkan mereka sebagai figuran saja..
Hal ini juga, mengingatkan saya pada pertanyaan si Kakak Aya, menjelang saya berangkat ke Gombak: Mengapa ayah nabi Musa tidak pernah disebutkan dalam Al Quran.
Ok, I got the answer, Alhamdulillah).
Adapun tentang Siti Zulaikha, mungkin disitir dari kisah-kisah Israiliyat (versi bani Israil), yang kebenarannya hanya Allah yang tahu. Namun, beberapa nama yang menjelaskan tokoh, bisa juga ditemukan dalam hadits-hadits dari Nabi Muhammad saw.
Lanjut yaa...
Ini tadi tentang kisah pengembaraan Musa yang dimuat dalam surat Al Kahfi, surat no. 18 dalam Al Quran, setelah Al Isro' dan sebelum Maryam. Berjumlah 110 ayat.
Dalam surat Al Kahfi sendiri, terdapat 4 kisah yang diceritakan:
1. Kisah Ashabul Kahfi (penghuni gua)
2. Kisah Shohibul Jannatain (pemilik dua kebun)
3. Kisah pengembaraan nabi Musa
4. Kisah Dzulkarnain.
Masing-masing kisah menekankan pada tema yang spesifik.
Kisah ashabul kahfi mengajarkan tentang keimanan, bagaimana mempertahankan aqidah di bawah penguasa yang dzalim.
Kisah shobul jannatain mengajarkan bagaimana menyikapi ujian berupa harta/kekayaan. Kisah Musa mengajarkan bagaimana tentang perjuangan dan adab mencari ilmu. dan kisah Dzulkarnain bertemakan tentang kekuasaan.
Surat Al kahfi sendiri diturunkan pada tahun ke-5 kenabian dengan asbab nuzul yaitu tentang seorang yang ditanyakan 3 persoalan:
-tentang sekumpulan anak muda yang mengasingkan diri
-tentang seorang yang pergi mengembara ke barat dan ke Timur
-tentang ruh
Tentang ruh ini, Allah menurunkan jawabannya dalam surat Al isra' ayat 85:
Wayas'aluunaka 'anirruuh. Kulli ruuhu min amri Robbii. Wamaa uutiitum minal 'ilmi illa qoliilaa..
Dan mereka bertanya tentang ruh. katakanlah: "Ruh itu urusan Tuhanku, dan tidaklah kalian diberi ilmu, melainkan sedikit sekali."
Allahu a'lam bisshowaab

Tidak ada komentar: