Rabu, 11 September 2013

Induksi Alami


          

Kali ini saya mau share pengalaman melahirkan anak ke-3 yang membuat saya merasakan betapa nyamannya melahirkan dengan prosesi yang benar-benar normal. Dua kehamilan saya sebelumnya, walaupun proses kelahirannya normal, tapi melalui induksi kimia, karena pembukaan jalan lahir tak kunjung bertambah.

Waktu kehamilan pertama ketuban sudah pecah sejak pagi. Karena khawatir kehabisan cairan ketuban, maka DSOG merekomendasikan untuk induksi. Saya, yang belum punya pengalaman apa-apa manut saja. Saat itu, saya berpikir DSOGnya lebih tahu yang terbaik. Apalagi bidanpun sudah angkat tangan. Lalu sayapun diinjeksi dengan cairan itu, entah apa namanya. Beberapa saat, mulai terasa mulas, sakiiiittt, sakiit banget. Saya sampai merengek untuk punya satu anak saja pada suami yang waktu itu menemani. Nakes dan kakak saya yang waktu itu ada di sana cuma senyam-senyum. Selang beberapa jam, lahirlah putri pertama saya. Cantik. Rasa sakit itu seketika hilang, berganti lega dan syukur.

Waktu kehamilan kedua, saya sempat tertekan. Saat itu sudah mendekati hpl seperti yang diprediksi DSOG dan bidan saya di Batam. Beberapa kali saya sempat khawatir dengan mulas yang melanda saat malam hari. Teman-teman di asrama (waktu itu saya di Jogja) sangat perhatian, bahkan sering kali mereka mampir melongok ke kamar saya sekedar menanyakan kondisi saya. Waktu itu, saya satu-satunya warga yang berstatus ibu-ibu, sementara mereka semua masih anak-anak gadis. Melewati 2 minggu setelah hpl, saya makin resah, karena si janin tak kunjung menampakkan tanda-tanda mau keluar. Kontraksi-kontraksi saja, tapi belum juga ada tanda-tanda mau nongol. Sekalinya keluar flek dan terasa mulas sekali, saya minta suami mengantar ke RS tempat saya biasa kontrol. Sempat menginap semalam, ternyata saya malah merasa nyaman dan dedeknya juga belum keluar. Akhirnya kami pulang.

Beberapa hari berlalu hingga masuk minggu ke-45. Saya berinisiatif mengajak suami untuk mencari dokter lain. Begitu ketemu dokter yang direkomendasikan beberapa kenalan, saya diperiksa, di USG, ternyata plasentanya sudah putih-putih karena pengapuran. Walaupun kondisi janin dan air ketuban masih bagus, dokter merekomendasikan saya harus SEGERA melahirkan. Khawatir plasenta lepas sehingga membahayakan janin dan ibunya. Saya langsung masuk ke ruang penanganan dan dengan tak berdaya, saya harus menganggukkan kepala ketika solusinya (lagi-lagi) induksi. Sakitnya itu lho…

Kelahiran ke-3, berjarak 17 bulan dari yang ke-2. Waktu itu, saya sedang sibuk-sibuknya di lab menyelesaikan riset saya. Mengejar waktu supaya sebelum hpl, kerja saya sudah beres. Tapi Alloh berencana lain. Hari lahir si Adek maju 2 minggu sebelum hpl, dan kerja saya di lab masih belum rampung.

Pagi itu saya sudah melihat bercak kental ketika mandi. Saya menenangkan diri, ah paling flek saja karena saya agak lelah. Ketika berganti pakaian, tiba-tiba darah segar mengucur membasahi kaki saya. Beberapa bagian menciprat di lantai. Suami yang kebetulan duduk lesehan tak jauh dari saya kaget. Berinisiatif untuk membawa saya ke klinik. Saya tak begitu panik, tetap menyiapkan diri untuk ke lab merampungkan kerja saya.

Setelah menitipkan 2 anak kami ke tetangga, suami mengantar saya ke lab, naik motor. Melewati klinik, beliau membelokkan motornya masuk dan mau tidak mau, saya menurut. Saat diperiksa nakes, sudah pembukaan 2 dan saya tidak diijinkan untuk melanjutkan perjalanan ke kampus, karena prediksinya si bayi akan keluar dalam 6 jam ke depan. Hwaahhh…

Jadilah saya kembali menghuni kamar saya dulu, pas melahirkan si Irsyad. Kiri-kanan saya dua pasien dengan resiko tinggi dengan kondisi yang panik membuat saya nervous menjalani prosesi mulia ini. Apalagi pasien di kamar sebelah kiri terus berteriak dan menjerit-jerit, saya berusaha tenang agar tidak stress dengan banyak mengingat-Nya. Suami pulang untuk mengambil perlengkapan dan mencek kondisi anak-anak.

Hingga dhuhur, pembukaan tak bertambah, nakes menyarankan untuk induksi. 

Induksi lagi??? Hwaduh…

Saya diam saja, mencari alasan untuk menunda. Akhirnya saya bilang, “Tunggu suami saya datang ya Bu.”
Suami kembali ke klinik setelah ashar. Mengurus segala sesuatunya, membawakan saya bekal kurma, zaitun, habbatussaudah dan minyak but-but. Saya ceritakan kondisi saya pada suami. Saya juga menyampaikan bahwa saya gak mau diinduksi lagi dengan cairan itu. Saya meminta suami untuk mentreatmen saya dengan induksi alami saja.

Suami setuju dan menangani saya dengan pijatan-pijatannya yang menyamankan saya plus herbal-herbalnya. Beberapa kali, nakes kembali menanyakan kesediaan saya untuk diinduksi, tapi suami minta waktu untuk menjalankan treatmen alami saja dulu. Hingga setelah sholat Isya, DSOGnya sendiri yang memeriksa saya dan akhirnya menyerahkan segala sesuatunya pada saya dan suami. Beliau mau bersabar menunggu hasil induksi alami tersebut. Alhamdulillah dapat dokter yang baik.

Jam 9-an malam, baru terasa kontraksi yang mulai sering, mulas yang menandakan bahwa si Adek tengah berjuang menuju mulut rahim. Alhamdulillah, beberapa jam kemudian Dek Umar muncul ke dunia. Tak begitu terasa sakitnya melahirkan walaupun sosoknya paling besar dibanding dengan kedua kakaknya (3500gram).

Saya baru merasakan nyamannya melahirkan kali ini. Seperti mau (maaf) BAB saja, dan setelah keluar, hanya lega yang terasa. Saya juga merasa fit dan segar setelah melahirkan. Berbeda jauh dengan waktu melahirkan yang ke-2, saya bahkan tak bisa untuk sekedar menggerakkan jempol kaki. Lemas…

Berikut ini, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu merangsang pembukaan jalan lahir.
1.  HSI (Hubungan suami-istri). 

Kondisi ini dimungkinkan selama darah nifas belum keluar. Jadi kalo sudah lewat hpl tapi janinnya belum juga lahir, bisa sering-sering melakukan HSI ini. Sperma mengandung prostaglandin alami yang berfungsi melunakkan mulut rahim sehingga akan memicu kontraksi dan pembukaan leher rahim. Selain itu, saat orgasme tercapai saat berhubungan intim, hormone oksitosin juga akan terpicu keluar dan pada akhirnya akan memicu persalinan.
2. Merangsang ibu pada payudara atau tempat-tempat sensitive lainnya guna melepaskan oksitosin. 
Pijatan lembut pada payudara, khususnya puting dapat merangsang produksi hormon okstosin yang akan menimbulkan kontraksi rahim. Menurut penelitian, perubahan hormon yang terjadi pada akhir kehamilan membantu rahim menjadi lebih sensitif terhadap oksitosin, yang menimbulkan kontraksi awal. Oksitosin dikenal juga sebagai hormon cinta. Kekuatan hormone ini bisa membantu ibu mendorong bayi keluar (kelahiran normal tanpa disobek sengaja di vagina ibu). Hormon cinta juga yang menimbulkan kekuatan dalam diri ibu untuk segera melihat bayinya, memeluk dan menyayangi.
3. Pijat endorphin.
Pijat endorphin merupakan teknik pijatan dengan sentuhan ringan. Teknik ini dipakai untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada saat proses melahirkan. Fungsinya yang lain adalah untuk meningkatkan relaksasi dan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit. Sentuhan ringan dalam teknik Endorphin Massage mencakup pemijatan sangat ringan. Dengan pemijatan ini, hormon endorfin yang dihasilkan otak dan syaraf tulang belakang bisa mengurangi nyeri kontraksi saat persalinan. Hormon endorphin, disebut opium alami, membantu ibu bebas dari rasa sakit, (orang lain melihat ibu melahirkan kesakitan karena vagina yang sempit dilewati badan bayi yang secara kasat mata sangat besar dan tidak mungkin bisa melewati lubang vagina yang kecil,belum lagi darah yang keluar). Dengan endorphin ini, rasa sakit bisa jadi tidak terasa, karena pada dasarnya rasa sakit ketika melahirkan adalah normal, tidak bisa disamakan dengan rasa sakit karena terluka lain. Riset juga telah membuktikan kalau teknik ini bisa membantu meningkatkan pelepasan hormon oksitosin yang berfungsi memfasilitasi persalinan. Untuk mulai menerapkan teknik ini, ibu dapat berbaring, dan biarkan si Ayah duduk nyaman sambil mengelus-elus permukaan tangan ibu, dari tangan hingga lengan bawah. Belaian ini akan sangat lembut karena hanya menggunakan jemari atau ujung-ujung jari saja. Setelah lima menit, minta Ayah untuk berpindah tangan. Teknik ini juga bisa dilakukan pada bagian tubuh lain seperti telapak tangan, leher, bahu, dan paha. Pada saat memijat bagian punggung, Ibu dapat berbaring dengan posisi miring. Minta si Ayah memijat ringan membentuk huruf V mulai dari leher, ke arah luar menuju sisi tulang rusuk. Terus lakukan pijatan hingga turun ke bawah dan belakang. 

4. Mengonsumsi buah-buahan yang dapat membantu merangsang persalinan.

Mengonsumsi buah yang dapat membantu merangsang persalinan seperti kurma, mangga, papaya, nanas dan buah kiwi. Buah – buah ini mengandung enzim proteolitik bernama bromelin yang bisa melunakkan leher rahim. Walaupun 4 jenis buah terakhir khasiatnya belum terbukti secara ilmiah untuk membantu merangsang persalinan, tetapi dipercaya bisa membuat rileks seseorang. Kalau buah kurma, saya yakin semua setuju karena memang diperintahkan dalam al Quran kepada Bunda Maryam yang ketika itu akan melahirkan Nabi Isa alaihissalam.

Demikian, mungkin masih banyak lagi trik-trik yang dapat dipakai. Yang saya tulis based on pengalaman pribadi. Jadi Insya Allah sudah terbukti. Allahu a’lam. Tips di atas hanya sebagai ikhtiar, Allah jua yang punya skenario terbaik.





Repost
Batam 25 April 2013

5 komentar:

Dwi mengatakan...

Bru nemu dan baca blog ibu nih...subhanallah betmanfaat skl. Sy bsok jg rencna di induksi :(. Krn sdh lewat hpl dan kondisi ketuban kata dsog sdh menipis. Waduuh pengalaman kita sama bunda, anak pertama sy diinduksi karena pecah ketuban dan maju dr hpl. Anak kedua diinduksi karena lewat dr hpl dan blm ada tanda2 kontraksi. Naaah yg ktiga ini krn sdh lewat hpl kata dsog dinduksi (lagiiiii). Pdhl agak trauma dg kelahiran kedua yg masyaa Allah sakiiiiitnya. Mau coba yg pijat endhorpin, dimana bisa dlihat step2x yaa bund. Spy ndk salah cara pijatnya

Ismarti mengatakan...

Sebetulnya, bayi bisa saja lahir setelah lewat hpl, biasanya maksimal 2 mggu dari hpl bu. Kalau kondisinya memang masih bagus, detk jantung normal, ketuban bening dan cukup dan plasenta masih bagus, bisa dengan HB (hubungan badan). Sperma yg masuk akan melunakkan jalan lahir dan memicu kontraksi.
Kalau link pijat endorphin, saya hanya searching2 saja dulu di google, yang saya dan suami lakukan adalah mengusap-usap/ memijit ringan bagian2 tubuh yang terasa kurang nyaman. kebetulan waktu itu ruang rawatan kami tertutup, jadi teknisnya yang dilakukan adalah memijat bagian puting dengan perasaan atau bagian sekitar pusar dengan minyak zaitun. Yaa,, rangsangan seperti ketika berhubungan intim laaahh.. Biasanya beberapa waktu, akan terjadi reaksi yang memicu kontraksi, nah kalo pembukaannya sudah cukup besar 5-6, bisa menghubungi bidan/dokter.
Semoga dimudahkan yaa.. Oya, disarankan mengonsumsi buah kurma, selain memicu pembukaan leher rahim juga mengurangi pendarahan dan buat suplai tenaga.
Semoga lancar, sehat dan diberikan keselamatan oleh Alloh. Aamiin

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah...ketemu blog ini...in sya alloh saya terapkan kr kehamilan anak ketiga adh menginjak minggu ke 12 ....jazakillah khoir yaa ummah

Ismarti mengatakan...

Terima kasih sudah mampir. Semoga sehat-sehat Dan lancar nanti persalinannya.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.