Minggu, 18 Maret 2012

Reaksi Kimia

Reaksi Kimia ibarat prosesi pernikahan sepasang anak manusia. Begitu kata  seorang Professor yang sempat mencuri hati saya karena ketajaman ingatannya.  Masuk ke ruang kuliah hanya dengan sebotol air mineral dan hape, dengan langkah yang sudah tak tegap lagi.  Maklum sudah uzur, sudah pensiun statusnya, tapi masih bisa dimanfaatkan ^^.  Karena potensinya yang belum tergantikan.  Dengan kemeja garis-garisnya, sorot mata ramah yang kadang menyapu tajam dan senyum terkulumnya plus pertanyaan-pertanyaan yang kadang susah ditebak kebenarannya, karena beliau tak pernah membenarkan apalagi menyalahkan. Hanya senyum terkulum itu.  Dan itulah sebabnya mengapa mahasiswa yang sebelumnya pernah diajar olehnya tak mau duduk di deretan kursi depan ketika ikut kuliahnya. Karena beliau hafal dengan sedetil-detilnya sosok yang ada di depannya, bahkan di dalam kelasnya. dari baju sampai sepatu, dari jam datang sampai tingkah laku selama kuliah... Kerrreeeennn!!!

Kembali ke reaksi kimia tadi. Mengapa seperti pernikahan?
Ya, apa syarat menikah?
  • Ada mempelai, laki-laki dan perempuan
  • ada wali
  • ada saksi dan mahar
  • pengantinnya harus ada di tempat, eh nggak mesti juga
Apa lagi?
Hehehe... itu hanya ilustrasi.
Untuk reaksi kimia, tentu saja harus ada yang akan direaksikan (calon pengantin laki-laki dan perempuan) yang keduanya harus berada dalam satu tempat, kalo enggak, gak jadi nikah, eh, gak akan terjadi reaksi...hehe..

Yup, bagaimana bisa bereaksi kalo misalnya pereaksi A di dalam ember, pereaksi B di atas meja.
Oleh karena itu, mereka harus berada dalam satu tempat.
Untuk bereaksi, juga dibutuhkan energi tertentu.
Sama donk, kalo mau nikah ya butuh dana sekian-sekian... hehe, supaya prosesinya bisa berjalan lancar.  Nah energi ini dikenal dengan energi aktivasi,  yaitu energi minimum yang dibutuhkan oleh pereaksi untuk berubah menjadi produk.
Lama reaksi juga bervariasi, ada yang cepat, ada yang lambat. Ada yang seketika, ada yang luammmmaaaa banget... Tergantung sifat dasar dari pereaksinya tadi...

Tidak semua reaksi menghasilkan rendemen 100%, kadang-kadang masih ada sisa dari pereaksi, atau terbentuk produk samping. Nah jika dituliskan dalam notasi persamaan reaksi menjadi:
           A + B ==> C + D
dengan A dan B adalah pereaksi
C dan D adalah hasil reaksi

Kira-kira begitu lah... Kalo bingung, lebih baik berkunjunglah ke lab, supaya bisa melihat secara kasat mata bagaimana reaksi kimia berlangsung...
Tidak harus lab yang canggih, lab ibu (dapur) juga bisa kok ^^




Tidak ada komentar: