Minggu, 03 Mei 2020

Tetap Produktif WFH selama Ramadhan

Hampir satu setengah bulan sudah kita menjalani Work From Home alias WFH.
Iyya, kehadiran corona di muka bumi ternyata telah menghadirkan banyak perubahan dalam keseharian kita.

Bagi kalangan guru, dosen dan pendidik umumnya, WFH membuka mata bahwa ada banyak metode yang bisa dilakukan untuk tetap melaksanakan pembelajaran atau perkuliahan. Tak sekedar hadir di kelas atau sesekali kuliah lapangan. WFH juga menuntuk guru/dosen lebih kreatif dalam menyajikan konten pembelajaran. Tak sekedar menyiapkan bahan kuliah, namun juga diharapkan mampu mengemasnya dalam paket yang istimewa: mudah dipahami, tepat sasaran dan menarik tentu saja.
Walaupun terpaksa, dan harus mengerahkan energi ekstra, namun apa mau dikata? Demi tetap terlaksananya dan tercapainya tujuan pembelajaran, kenapa tidak?

Bagi orang tua dengan anak-anak yang SFH alias Study from home, episode corona juga membuka mata. Bahwa menjadi guru, bahkan bagi anak-anak sendiri, itu tak mudah. Bahwa harus banyak keterampilan dan kesabaran yang perlu dipersiapkan setiap harinya dalam menghadapi para siswa. Kedepannya, semoga para orang tua bisa berempati dengan jerih-lelah para guru dalam mendidik dan membimbing anak-anak mereka. Aamiin.

Bagi sebagian pekerja dan mahasiswa seperti saya, WFH ini menggoreskan cerita tersendiri. Antara kekecewaan karena tidak bisa menjalankan banyak aktivitas harian, namun juga menjadi sarana melepas kebosanan dari rutinitas yang selama ini dijalani. Kerja, kerja, kerja!

Ramadhan, saat ini juga telah memasuki pekan kedua. Masa adaptasi atau penyesuaian telah terlampaui. Sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk tetap produktif dalam berbagai rutinitas harian kita. Baik ibadah, maupun dalam bermuamalah.

Dalam surat Al Insyirah ayat 7, Allah berfirman: Faidza faraghta fanshob.
Yang artinya: Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Perhatikanlah bahwa ayat ini tidak menyuruh kita istirahat ketika selesai dengan suatu pekerjaan, namun memerintahkan kita selaku muslim, untuk berlaku produktif dalam setiap amalan/kerja kita.

Nah, dalam tulisan ini, saya akan berbagi tips agar tetap produktif selama WFH di sepanjang Ramadhan.

1. Luruskan niat
Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya. Maka niat harus diset dengan benar. Niatkan aktivitas kita karena Allah, agar amalan/aktivitas tersebut bernilai ibadah.

2. Tentukan target
Banyak orang yang terlena dan akhirnya menyiakan waktunya karena tidak punya target yang jelas. Padahal, menentukan target ini penting untuk memudahkan kita mengevaluasi capaian. Target utama yang sifatnya kompleks bisa dipecah menjadi target-target harian yang lebih kecil sehingga memudahkan kita untuk mencapai, sekaligus mengevaluasinya. Misalnya, target mengkhatamkan Al Quran dua kali sepanjang Ramadhan. Dari target itu, kita bisa memecahnya menjadi target harian yang lebih memungkinkan untuk dicapai. Misalnya dengan mengagendakan 2 jam perhari untuk tilawah. 1 jam di rentang waktu subuh-dhuhur untuk khatam 1 juz, 1 jam lagi di rentang waktu maghrib-bada isya untuk khatam 1 juz berikutnya. Atau, bisa dengan model lainnya sefleksibel dan nyamannya diri kita.

3. Atur dan kondisikan diri dan waktumu.
"Jika ingin suatu pekerjaan cepat rampung, berikan tugas itu pada orang sibuk" demikian pepatah orang bijak.
Berbeda dengan orang biasa, orang sibuk biasanya akan lebih bertanggung jawab soal tugas. Orang dengan beban kerja sedikit dengan tenggang waktu yang lama, punya kecenderungan untuk bersantai-santai. Sehingga, pekerjaan yang diharapkan cepat selesai, bisa jadi akan molor beberapa lama.
Manajemen waktu memang susah-susah gampang. Bukankah salah satu nikmat yang sering membuat kita tertipu adalah waktu luang? Dengan alasan masih banyak waktu, kita cenderung menunda mengerjakan suatu pekerjaan.

Ramadhan, kadang membuat kita berapologi dan merasa sah-sah saja untuk bermalas-malasan. Banyak dari kita yang memanfaatkan waktu pagi untuk menebus waktu tidur yang terpotong.
Nastaghfirullah... Padahal pagi adalah waktu yang tepat untuk produktif dan memanen pahala.

Selain mengatur waktu, kita juga sebaiknya mengkondisikan diri. Mungkin, WFH yang membebaskan kita dari seragam dan aturan-aturan tertentu akhirnya membuat kita merasa santuy. Maka, tak ada salahnya, kita melalui aktivitas WFH kita sebagaimana hari-hari normal kita bekerja. Mandi sebelum subuh, sholat subuh dan dzikir pagi plus tilawah, bersiap bekerja sesuai dengan jam kerja yang aslinya dan memakai kostum yang representatif bisa membuat kita termotivasi untuk produktif. Waktu sarapan dan perjalanan menuju kantor bisa kita isi dengan tilawah al quran atau membaca buku yang bermanfaat, dan seterusnya. Yang jelas, kita kondisikan diri dan waktu kita sebagaimana hari-hari normal kita bekerja.

4. Hadirkan waskat.
WFH memungkinkan kita untuk bekerja tanpa pengawasan dari atasan. Pemikiran bahwa 'yang penting tugas selesai' kadang melenakan kita sehingga membuang-buang waktu tanpa kita sadari yang berujung pada keteteran dan akhirnya kerja asal jadi.
Soal kualitas? Nomer tiga belas.
Nah, menghadirkan perasaan diawasi oleh atasan, bisa membantu kita untuk tetap fokus pada tugas-tugas dan target harian kita. Toh, pada kenyataannya kita memang selalu diawasi, bukan?

5. Fokus
Hal yang bisa memecah fokus kita pada pekerjaan salah satunya adalah gadget. Tak dipungkiri, gadget yang memudahkan kita berinteraksi dengan sesama penghuni dunia maya telah mengambil begitu banyak waktu dan fokus kita. Simpan atau matikan gadget selama jam kerja. Atau setidaknya, jauhkan dari jangkauan tangan sehingga tidak membuat kita tergoda untuk sering mengintipnya.

6. Evaluasi capaianmu
Evaluasi, penting untuk mengetahui sampai dimana progres atau kemajuan kita.
Evaluasi, bisa dilakukan harian, mingguan atau periode tertentu tergantung target kerja yang kita buat. Segera perbaiki kinerja, jika hasil evaluasi menunjukkan progress yang tidak signifikan. Dengan demikian, apa yang telah kita rencanakan akan dapat kita capai dengan optimal. Ingat, apapun kerja kita, semua kelak akan ada pertanggungjawabannya.

Mari, belum terlambat untuk berbenah dan memulai hidup yang lebih berkualitas. Masih dua mingguan lagi hari-hari berkah Ramadhan. Semoga dengannya kita dapat menempa diri menjadi muslim/ah yang lebih berkualitas.
Allahu a'lam bisshowab.

Gombak,03052020







Sumber: pinterest.com

Tidak ada komentar: